Sekjen PBB Frustasi Tak Bisa Akhiri Perang di Gaza – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres pada Kamis (8/2/2024) selagi AS, membuktikan rasa sedih mendalam atas ketidakmampuannya mengakhiri perang di Gaza.
“Frustasi terbesar aku adalah lihat penderitaan didalam skala besar dan jelas bahwa aku tidak punya kemampuan untuk menghentikannya. Namun ini kenyataan, aku tidak punya kemampuan untuk menghentikannya,” ujar Guterres.
Saya dapat meninggikan suara saya, dan aku melakukannya di Sidang PBB. Namun, rasa frustrasi terbesar yang aku rasakan adalah tidak ada kemampuan untuk mengakhiri konflik ini. Atau setidaknya menciptakan suasana bagi masyarakat untuk menghormati hukum internasional dan hukum humaniter internasional.” Keluhnya.
Berbicara pada konferensi pers tahunannya untuk menyoroti prioritas agendanya tahun ini, Guterres memperingatkan bahwa tragedi besar bisa terjadi di Rafah jikalau Israel melanjutkan niatnya untuk memperluas serangan ke kota di selatan Gaza, daerah 1 juta warga Palestina berlindung.
Baca Juga: KPU Jabar Menargetkan Rekapitulasi Pemilu 2024 Tuntas Malam Ini
Sekjen PBB Frustasi Tak Punya Kekuatan Akhiri Perang Gaza
“Separuh masyarakat Gaza kini berdesakan di Rafah. Mereka tidak punya daerah tujuan. Mereka tidak punya rumah, dan tidak punya harapan,” katanya,
Guterres menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, pembebasan sandera tanpa syarat, dan perlunya cara nyata, dan konkrit menuju solusi dua negara (Israel dan Palestina).
Dia menyuarakan ketidaksetujuannya pada kebijakan pemerintah Israel, terkait permukiman, dan sejumlah inisiatif lain yang telah melemahkan solusi dua negara.
“Saya terhitung membuktikan pendapat aku bahwa operasi militer yang ditunaikan di Gaza ditunaikan dengan jumlah korban jiwa dan kehancuran yang benar-benar tidak dapat diterima,” katanya.
“Dan, saya akan selamanya jadi pendukung kuat hak Israel untuk hidup damai dan aman. Saya selamanya jadi pejuang yang berkomitmen melawan antisemitisme. Namun, aku terhitung berkomitmen penuh untuk bekerja demi rakyat Palestina sehingga bisa punya negara mereka sendiri dan meraih pernyataan atas pemilihan nasib sendiri, dan hingga berakhirnya pendudukan,” tegasnya.
Konferensi pers tersebut di tunaikan pada selagi Qatar sedang bekerja serupa dengan AS dan Mesir. Untuk usulan gencatan senjata yang akan melibatkan penghentian pertempuran di Gaza selama beberapa minggu, dan pembebasan lebih dari 100 sandera yang masih di tahan oleh Hamas sesudah konflik pada 7 Oktober 2023 lalu.