BMKG: Cuaca Ekstrem Dipengaruhi Banyak Faktor – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem sejak awal Maret. Hal ini berjalan karena pengaruh madden julian oscillation (MJO) dan bibit siklon slot server kamboja no 1 dan juga di tambahnya fenomena gunakan air laut.
Untuk di ketahui MJO adalah aktivitas intra seasonal yang berjalan di wilayah tropis. Yang dapat di kenali berwujud adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur. Dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang umumnya keluar tiap tiap 30 hingga 40 hari.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawti mengatakan amplifikasi bencana hidrometeorologi yang berjalan kala ini terakumulasi makin lama sering di wilayah Jawa Tengah (Jateng). Hal selanjutnya di sampaikan Dwikorita kala ikuti rapat koordinasi penanganan banjir di kantor gubernur Jateng, Senin (18/3/2024).
Baca Juga: Dewan Pers Menyuruh Tempo Minta Maaf ke Menteri Bahlil
Cuaca Ekstrem Dipengaruhi Oleh Banyak Faktor
Dwikorita mengatakan, akibat ketiga aspek yang merubah cuaca ekstrem selanjutnya mengakibatkan RTP curah hujan di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya berada di atas curah hujan ekstrem.
“Jadi ada bermacam fenomena yang secara bersamaan tiba-tiba keluar mengakibatkan hujan yang ekstrem bahkan melampaui jauh, harusnya ekstrem itu 150 milimeter per hari kemarin menggapai 230 milimeter lebih,” kata Dwikorita di dalam paparannya.
Dengan batasan hujan ekstrem tersebut, mengakibatkan perubahan cuaca yang di perhitungkan secara harian, mingguan dan juga bulanan dapat cepat berubah.
“Sehingga, seakan-akan bencana yang berjalan itu makin lama solid bertubi-tubi. Tentunya keadaan esktrem ini menuntut kita juga koordinasinya wajib lebih ekstrem. Jadi inilah fenomena yang berjalan di Jawa Tengah, dan fenomena semacam ini bakal lebih sering terjadi,” lanjutnya.
Pihaknya menegaskan untuk makin lama berhati-hati pada banjir pesisir di wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Demak.
“Jadi jangan hingga kita lengah, karena sibuk menangani banjir tapi meniadakan banjir di wilayah pesisir akibat air pasang,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan posisi gunakan maksimum berjalan karena posisi bulan dengan bumi lumayan dekat, supaya berpengaruh terjadinya gelombang tinggi.